Minggu, 03 Mei 2009

Kriteria Penulisan Bahan Ajar Bahasa Indonedia Berdasarkan KTSP 2006

Kriteria Penulisan Bahan Ajar Bahasa Indonedia
Berdasarkan KTSP 2006


Pengertian bahan ajar (materi pembelajaran )
1. Secara umum adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa.
2. Secara khusus, adalah jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari fakta, konsep, prinsif, prosedur, dan sikap atau nilai.

Penjelasan lebih lanjut
1. Fakta adalah nama-nama objek, pristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb.
2. Konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus,komponen atau bagian dari suatu objek.
3. Prinsif adalah dalil, rumus, adigum, postulat, teorema atau hubungan antar konsep.
4. Prosedur adalah langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Mis. Langkah-langkah melaksanakan wawancara yang benar, menulis deskripsi, dll.
5. Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, mis. Nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar.

Penekanan materi pembelajaran harus diajarkan dan dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar
Prinsif-prinsip penyusunan materi pembelajaran
• Prinsif relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan SK dan KD
• Prinsif Konsistensi artinya keajegan. Jika KD yang harus dikuasai empat macam maka materi yang diajarkan metiputi empat macam.
• Prinsif Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Kriteria pemilihan materi pembelajaran.
• Kriteria pokok pemilihan materi pembelajaran adalah relevan dengan SK dan KD. Materi yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya SK dan KD

Penentuan Sumber materi Pembelajaran.
Buku teks
• Laporan hasil penelitian
• Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah.
• Majalah ilmiah
• Pakar bidang studi/profesional
• Buku kurikulum
• Penerbitan berkala
• Internet
• Media audio visual (tv, vedio,

ADA EMPAT STRATEGI PENYAMPAIAN MATERI PEMBELAJARAN
OLEH GURU
• Strategi urutan penyampaian simultan
• Strategi urutan penyampaian suksesif
• Strategi penyampaian fakta.
• Strategi penyampaian konsep
Strategi Urutan Penyampaian Simultan

• Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka menurut strategi ini materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Misalnya guru akan mengajarkan analisis Unsur Intrinsik Cerpen yang terdiri dari tujuh unsur. Pertama-tama guru menyajikan tujuh unsur sekaligus secara garis besar (seperti tema, anamat, latar, alur/plot cerita, penokohan, sudut pandang, dan majas), kemudian setiap unsur disajikan secara mendalam dengan contoh kutipanya dalam cerpen agar lebih rinci dan jelas dipahami oleh siswa.


KLASIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN
• Fakta: menyebutkan nama suatu benda/lokasi, kapan, dimana dsb.
• Konsep; definisi, identifikasi, klasifikasi, dan ciri-ciri khusus.
• Prinsif; penerapan dalil, hukum, atau rumus, (jika……..maka…..)
• Prosedur; bagan arus atau bagan alur, algoritma, langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut.

Strategi Urutan Penyampaian Suksesif
• Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka menurut strategi ini, sebuah materi satu demi satu langsung disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
• Contoh Analisis Unsur Instrinsik Cerpen ada tujuh maka satu demi satu dijelaskan atau diulas secara mendalam lengkap dengan contoh kutipannya.Dilanjutkan dengan unsur Ekstrinsiknya juga diulas secara mendalam dalam pertemuan tersebut. Sehingga siswa mendapat pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam dan merasa puas.

Strategi Penyampaian Fakta
• Jika guru harus menyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, nama lambang atau simbol dll.) strategi tepat untuk mengajarkan materi tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama sajikan materi fakta dengan lisan tulisan tau gambar. Kemudian berikan bantuan kepada siswa untuk menghafal. Bantuan penyampaian materi fakta secara bermakna. Contoh untuk menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan cara berpikir apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa.

Strategi Penyampaian Konsep
• Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan pembelajaran konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandinkan, menggeneralisasi, dan sebagainya.
• Langkah-langkah mengerjakan konsep:
a. Sajikan konsep
b. Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri- ciri pokok, contoh dan bukan contoh )
c. Berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain
d. Berikan umpan balig
e. e. berikan tes

Strategi Penyampaaian Materi Pembelajaran Prinsif.
• Termasuk materi pembelajaran
jenis prinsif adalah dalil, rumus,hukum (law) postulat, teorema, dll.Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsif adalah:
a. sajikan prinsif,
b. berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsif;
c. berikan soal-soal latihan;
d. berikan unpan balik dan
e. berikan test.

Strategi penyampaian Prosedur
Tujuan mempelajari roseduradalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktikkan prosedur tersebut bukan sekedar paham atau hafal.Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya langkah-langkah melaksanakan wawancara dengan baik dan sopan.

Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi :
 Menyajikan prosedur.
 Memberi bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur.
 Memberikan latihan (praktik langsung).
 Memberikan umpan balik;
 Memberikan tes/evaluasi.

Strategi Mengajarkan atau Menyampaikan Materi
Aspek Sikap (Apektif)
• Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom 1978 adalah pemberian respon penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian.
• Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demontrasi, simulasi, penyampaian ajaran atau dogma.

Materi Perbaikan dan Pengayaan
• Seringnya dijumpai siswa mengalami kesulitan atau hambatan, dilain pihak ada siswa dengan cepat dapatmenyelesaikan materi pembelajaran. Dalam menghadapi dua keadaan tersebut penyusun materi pembelajaran perlu menyediakan dua jenis materi pembelajaran, yaitu materi perbaikan (remedial) dan materi pengayaan (enrichmen). Materi perbaikan (remedial) untuk siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan, sedangkan materi pengayaan (enrichmen) untuk siswa yang cepat belajarnya.
Cara menyusun materi perbaikan (remedial) dan pengayaan (enrichmen) adalah sbb.
• Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa.
• Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambil dari buku atau rujukan lain yang relevan.

PENDAYAGUNAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA

PENDAYAGUNAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA
Oleh: Sayafruddin Noor

Ada berapa jenis perpustakan seperti Perpustakan Nasional, dan Perpustakan Daerah, Perpustakan Umum, Perpustakan Perguran Tinggi, Perpustakan Sekolah, dan Perpustakan Pribadi. Yang dibahas dalam tulisan ini adalah Perpustakan sekolah dan Bagaimana peranya dalam menikatkan minat baca siswa?
Perpustakan sekolah merupakan kumpulan buku dan bahan-bahan pustaka lain seperti : Disket, CD room, kaset, vidio, dan berada di sebuah ruangan yang cukup luas dalam satu gedung yang tertata dipenuhi buku-buku dan bahan pustaka lainnya dengan dekorasi yang menarik disertai dengan ketenangan dan kenyamanan yang optimal tujuan melayani pembaca atau pemakainya. Hal tersebut tentu saja diperlukan pustakawan yang handal, berdedikasi tinggi untuk kemajuan, dan memiliki kemauan keras untuk selalu memperbaharui tataletak perpustakaan agar terlihat menarik. Perpustakan juga berfungsi sebagai tempat penyipanan informasi, penelitian, dan rekreasi.
Mengapa Perpustakan Sekolah? Karena Perpustakan Sekolahmerupakan ujung tombak dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang didapat oleh sisiwa disekolah. Perpustakan juga bagian penting yang berperan mewujudkan masyarakat gemar membaca sejenak ini pada tingkat dasar dang menengah. Di samping menjadi benang merah untuk mempertemukan dua komunitas masarakat awam dengan para pelajar atau siswa selaku motivator dan keteladan dalam kegiatan membaca.

Dalam era globalisasi saat ini perpustakaan sekolah merupakan salah satu jung tombak bagi para siswa atau pelajar disekolah dalam menimba ilmu pengetahuan. Karena perpustakaan merupakan tempat gudangnya ilmu. Sebagai gudang ilmu pengetahuan perpustakaan memiliki demensi jamak, yaitu sebagai lahan menimba ilmu pepustakaan harus inovatif dan faktual dalam mendokumentasikannya, perpustakaan juga harus memiliki demensi rekreatif agar tidak membosankan dan terlihat monoton, dan yang terakhir adalah memilili demensi profesional dalam melayani pelanggan atau siswa yang ingin membaca buku. Ketiga demensi itu saling memiliki keterkaitan satau dengan yang lain.

Namun perlu juga diingat keberadan perpustakaan sekolah sangat bergantung kepada:
(1) Seberapa jauh partisipasi siswa dalam memanfaatkan fasilitas yang ada.

(2) Sebeberapa jauh wewenang kepala sekolah untuk membina dan
memberdayakan perpustakaan yang ada di sekolah. Misalnya kepala sekolah
bisa mefasilitasi perpustakaan sekolah menjadi perpustakaan multi guna yang
nyaman dan menarik artinya sekolah berupaya untuk melengkapi semua jenis
buku yang diperlukan siswa terutama pada waktu pembelajaran maupun pada
waktu siswa santai atau jam-jam istilahat.
(3) Adanya strategi guru dalam memotifasi siswa untuk lebih gemar membaca,
paling minimal tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah memiliki
ketertarikan dengan buku-buku yang ada perpustakan sekolah.
(4) Strategi pengelolaan perpustakaan yang prefesional dan mandiri seperti ada
petugas khusus spesialisasi dalam mengelola perpustakaan sesuai sengan
tingkat pendidikan dan keahliaan dalam mengelola perpustakaan. Guru mata
pelajaran tidak dirangkap untuk mengelola perpustakaan dengan tujuan
menambah jam perminggu bagi guru yang kurang jam mengajar.
(5) Adanya visi dan misi perpustakaan yang jelas dengan tujuan untuk melayani
siswa dalam menimba ilmu pengetahuan, meningkatkan aktivitas dan
kreativitas siswa dalam berolah pikir dan rasa seperti membaca telah,
menulis, berdiskusi masalah-masalah faktual, merenung, debat, bertukar
berpengetahuan dan informasi serta menjadikan perpustakaan sebagai bahan
inspirasi dalam menulis dan berkarya seni (membuat puisi, cerpen, novel dan
karya-karya yang lain lebih monomental sifatnya)
(6) Menghilangkan asumsi siswa yang negatif tentang perpustakaan.
Apalagi di perpustakan sekolah tersebut aktivitas yang lebih fokus untuk mengembangkan kreativitas siswa. Seperti Dengan perpustakan juga siswa mendapat masukan, tambahan ilmu diluar materi yang diajarkan oleh guru. Karena pada saat proses pembelajaran materi yang didapat siswa selalu dikaitkan dengan tugas-tugas yang mengarah kepada pendayaan gunaan buku teks dan materi bacaan tamabahan yang relevan dengan mata pelajaran yang guru berikan. Dengan demikian secara otomatis siswa tergantung pada bahan pustakan yang ada di sekolah. Ketergantungan tersebut merupakan hal yang sah-sah saja dan dianjurkan sekali. Agar siswa menjadi terbiasa dengan bahan pustaka dan menjadikannya sebahai wahana ilmu pengetahuan utama dalam mengasah pikiran dan konsep materi yang diajarkan guru. Untuk itu para pustakawan (pengelola bahan pustaka) dan sekolah harus harus siap dan tidak main-main atau hanya memandang sebelah mata terhadap fasilitas ini. Perlu diingat bahan pustaka tidak hanya konsep konvensional seperti buku-buku dan majalah, buleten, surat kabar tetapi juga yang lebih modern seperti CD bahan pembelajaran, VCD, DVD, TV Layar Lebar, LCD, Kompeter dan perlengkapannya, Perlatan Audio yang memadai, Internet, dan multi media lainnya yang mendukung motivasi dan minat siswa dalan belajar dan membaca di perpustakaan.